Tuesday, August 11, 2009

PRASASTI BOGOR

ISI PRASASTI
Kamis, 15 Mei 2008
Wangna pun ini sakakala, prebu ratu purane pun,
diwastu diya wingaran prebu guru dewataprana.

di wastu diya wingaran sri baduga maharaja ratu hajj di pakwan pajajaran seri sang ratu dewata
pun ya nu nyusuk na pakwan.

diva anak rahyang dewa niskala sa(ng) sida mokta dimguna tiga i(n) cu rahyang niskala-niskala wastu ka(n) cana sa(ng) sida mokta ka nusalarang.

ya siya ni nyiyan sakakala gugunungan ngabalay nyiyan samida, nyiyanl sa(ng)h yang talaga rena mahawijaya, ya siya, o o i saka, panca pandawa e(m) ban bumi.

Terjemahan bebasnya kira-kira seperti ini

Semoga selamat, ini tanda peringatan Prabu Ratu almarhum
Dinobatkan dia dengan nama Prabu Guru Dewataprana,
dinobatkan (lagi) dia dengan nama Sri Baduga Maharaja Ratu Aji di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata.
Dialah yang membuat parit (pertahanan) Pakuan.

Dia putera Rahiyang Dewa Niskala yang dipusarakan di Gunatiga, cucu Rahiyang Niskala Wastu Kancana yang dipusarakan ke Nusa Larang.

Dialah yang membuat tanda peringatan berupa gunung-gunungan, membuat undakan untuk hutan Samida, membuat Sahiyang Telaga Rena Mahawijaya (dibuat) dalam (tahun) Saka "Panca Pandawa Mengemban Bumi"[1].

Catatan kaki :

^ Ini adalah sangkala yang artinya adalah 5 5 4 1 atau kalau dibalik adalah 1455 Saka

PrasastiPrasasti Jambu atau Pasir Kolengkak terletak di daerah perkebunan jambu kira-kira 30 km sebelah barat Bogor.

Bunyi terjemahan prasasti itu adalah: "Gagah, mengagumkan dan jujur terhadap tugasnya adalah pemimpin manusia yang tiada taranya yang termashyur Sri Purnawarman yang sekali waktu (memerintah) di Taruma dan yang baju zirahnya yang terkenal tidak dapat ditembus senjata musuh. Ini adalah sepasang tapak kainya yang senantiasa menggempur kota-kota musuh, hormat kepada para pangeran, tapi merupakan duri dalam daging bagi musuh-musuhnya."

KERAJAAN TARUMANEGARA Bukti-bukti adanya kerajaan Tarumanegara diketahui melalui sumber-sumber yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Sumber dari dalam negeri berupa 7 buah prasasti batu yang ditemukan empat di Bogor, satu di Jakarta dan satu di Lebak Banten.

Kerajaan Tarumanegara dibangun Rajadirajaguru Jayasingawarman taun 358 M. Dheweke merentah ngantek taun 382 M. Jayasingawarman jane sekang Ceylan (Srilangka siki) India, sing ngungsi ming Nusantara merga bangsane kalah perang. Makam Rajadirajaguru Jayasingawarman ana nang sekitar kali Gomatri (siki wilayah Bekasi). Kerajaan Tarumanegara kiye ialah kelanjutan sekang Kerajaan Salaknegara.

Untuk mengetahui lebih jelas tentang nama-nama prasasti tersebut, simak dengan baik penjelasannya berikut ini.

a. Prasasti Ciarunteun atau prasasti Ciampea ditemukan ditepi sungai Ciarunteun, dekat muara sungai Cisadane
Bogor prasasti tersebut menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta yang terdiri dari 4 baris syair. Di
samping itu terdapat lukisan semacam laba-laba serta sepasang telapak kaki Raja Purnawarman.

Untuk memperjelas pamahaman Anda tentang keberadaan prasasti tersebut amatilah gambar 6 berikut ini!

Gambar 6. Prasasti Ciaruteun

Setelah Anda mengamati gambar 6 tersebut tentu Anda ingin bertanya apa arti dari gambar telapak kaki pada prasasti tersebut!

Gambar telapak kaki pada prasasti Ciarunteun mempunyai 2 arti yaitu:

1. Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan raja atas daerah tersebut (tempat ditemukannya prasasti
tersebut).
2. Di India, cap telapak kaki melambangkan kekuasaan sekaligus penghormatan sebagai dewa. Hal ini berarti
menegaskan kedudukan Purnawarman yang diibaratkan dewa Wisnu maka dianggap sebagai penguasa
sekaligus pelindung rakyat

Dari penjelasan tersebut, apakah Anda sudah paham? Kalau sudah paham simak prasasti berikutnya.
b. Prasasti Jambu atau prasasti Pasir Koleangkak, ditemukan di bukit Koleangkak di perkebunan jambu, sekitar 30
km sebelah barat Bogor, prasasti ini juga menggunakan bahwa Sansekerta dan huruf Pallawa serta terdapat
gambar telapak kaki yang isinya memuji pemerintahan raja Mulawarman.

c. Prasasti Kebun Kopi ditemukan di kampung Muara Hilir kecamatan Cibungbulang Bogor . Yang menarik dari
prasasti ini adalah adanya lukisan tapak kaki gajah, yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata, yaitu
gajah tunggangan dewa Wisnu.

Dari tiga isi prasasti tersebut, tentunya Anda dapat membuat kesimpulan sendiri tentang keberadaan kerajaan Tarumanegara. Untuk itu silahkan Anda isi tabel 2.2 berikut ini dengan menggunakan lembar kertas atau buku tulis Anda.

d. Prasasti Muara Cianteun, ditemukan di Bogor, tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca. Di samping
tulisan terdapat lukisan telapak kaki.
e. Prasasti Pasir Awi ditemukan di daerah Leuwiliang, juga tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca.
f. Prasasti Cidanghiang atau prasasti Lebak, ditemukan di kampung lebak di tepi sungai Cidanghiang,
kecamatan Munjul kabupaten Pandeglang Banten. Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947 dan berisi 2 baris
kalimat berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan
keberanian raja Purnawarman.
g. Prasasti Tugu di temukan di daerah Tugu, kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Prasasti ini dipahatkan pada
sebuah batu bulat panjang melingkar dan isinya paling panjang dibanding dengan prasasti Tarumanegara
yang lain, sehingga ada beberapa hal yang dapat diketahui dari prasasti tersebut
Untuk menambah pemahaman Anda tentang prasasti tugu, silahkan Anda simak gambar 7 berikut ini!

Gambar 7. Prasasti Tugu

Setelah Anda menyimak gambar 7 tentu Anda ingin bertanya hal-hal apa yang dapat diketahui dari prasasti Tugu tersebut.

Hal-hal yang dapat diketahui dari prasasti Tugu adalah:

1. Prasasti Tugu menyebutkan nama dua buah sungai yang terkenal di Punjab yaitu sungai
Chandrabaga dan Gomati. Dengan adanya keterangan dua buah sungai tersebut
menimbulkan tafsiran dari para sarjana salah satunya menurut Poerbatjaraka. Sehingga
secara Etimologi (ilmu yang mempelajari tentang istilah) sungai Chandrabaga diartikan
sebagai kali Bekasi.
2. Prasasti Tugu juga menyebutkan anasir penanggalan walaupun tidak lengkap dengan
angka tahunnya yang disebutkan adalah bulan phalguna dan caitra yang diduga sama
dengan bulan Pebruari dan April.
3. Prasasti Tugu yang menyebutkan dilaksanakannya upacara selamatan oleh Brahmana disertai dengan
seribu ekor sapi yang dihadiahkan raja.

Demikianlah prasasti-prasasti peninggalan Tarumanegara yang berasal dari dalam negeri.

Sumber dari Luar Negeri Sedangkan sumber-sumber dari luar negeri yang berasal dari berita Cina antara lain:

1. Berita Fa-Hien, tahun 414 M dalam bukunya yang berjudul Fa-Kao-Chi menceritakan bahwa di Ye-po-ti hanya
sedikit dijumpai orang-orang yang beragama Budha, yang banyak adalah orang-orang yang beragama
Hindu dan sebagian masih animisme.
2. Berita Dinasti Sui, menceritakan bahwa tahun 528 dan 535 telah datang utusan dari To- lo-mo yang terletak di
sebelah selatan.
3. Berita Dinasti Tang, juga menceritakan bahwa tahun 666 dan 669 telah datang utusaan dari To-lo-mo.

Dari tiga berita di atas para ahli menyimpulkan bahwa istilah To-lo-mo secara fonetis penyesuaian kata-katanya sama dengan Tarumanegara.

Maka berdasarkan sumber-sumber yang telah dijelaskan sebelumnya maka dapat diketahui beberapa aspek kehidupan tentang kerajaan Tarumanegara.

Kerajaan Tarumanegara diperkirakan berkembang antara tahun 400-600 M. Berdasarkan prasast-prasati tersebut diketahui raja yang memerintah pada waktu itu adalah Purnawarman. Wilayah kekuasaan Purnawarman menurut prasasti Tugu, meliputi hapir seluruh Jawa Barat yang membentang dari Banten, Jakarta, Bogor dan Cirebon.

No comments:

Post a Comment