Judul diatas sangatlah provokatif, dan
cenderung mengada ada. Namun demikian tak bisa
terbantahkan bahwa Kabuyutan Sunda dikelilingi oleh alam yang sewaktu waktu berubah
menjadi ganas dan mematikan. Letusan gunung berapi, bencana gempa yang bahkan
menimbulkan gelombang tsunami diduga menjadi salah satu faktor yang mendorong
kemunduran kabuyutan kisunda.
Penulis belumlah mendapatkan referensi yang akurat selain buku Atlantis sebagai
mahakarya Prof. Arysio Santos dan saduran tentang Kedahsyatan Letusan Gn Krakatau
yang tertuang dalam catatan syair kuno yang berjudul Syair Lampung Karam.
Dalam buku Atlantis, diyakini bahwa kepulauan Nusantara sebagai benua atlantis dan
merupakan satu satunya peneliti yang menyatakan bahwa Atlantis benar benar ada di
Nusantara.
Diyakini 11000 tahun SM, Gn Krakatau masihlah berbentuk Gn menjulang tinggi
walau tidak sepenuhnya utuh akibat letusan pertamanya. Bersamaan dengan itu
perkembangan kebudayaan manusia di sekeliling Gn Krakatau berkembang sangat pesat.
Bahkan dikatakan kebudayaan manusia mencapai puncak keemasan pada periode tersebut.
Diyakini pula bahwa penduduk masyarakat disana adalah masyarakat yang mungkin saja
sekarang dikenal masyarakat suku sunda (karuhun Sunda). Hal tersebut selalu
menimbulkan perdebatan panjang, tak sedikit yang mencibir sebagai bualan belaka.
Penulis meyakini bahwa masyarakat sunda, yang pada masa sampai menjelang keruntuhan
Pajajaran adalah masyarakat yang berbudaya tinggi. Masyarakat yang harmonis dengan
alam dan akibat pengalaman masa lalunya, dimana keseimbangan alam menjadi sebuah
kearifan lokal hingga berkembang menjadi sebuah budaya.
Bencana alam yang secara periodik menghantam kepulauan Nusantara berbuah kehancuran
termasuk mempengaruhi pasang surut kebudayaan karuhun sunda.
Sejarah mencatat, bahwa letusan gunung berapi dan gempa bumi berkali kali
memusnahkan peradaban disekitar kepulauan Nusantara.
Dimulai dengan meletusnya gunung Toba (75 Ribu th yang lalu) yang diyakini oleh
prof.Arysio Santos sebagai masa "Sang Ibu Agung" yang berakhir pada masa 11000 SM.
Setelah Alam sekitar kembali bersahabat bangkit kembali masa peradaban kedua yang
disebut "Putra Sang Perawan" sampai mengalami kehancuran yang massive akibat
letusan Gunung Krakatau sekaligus mengakhiri Zaman Es kala itu, dan sekaligus
mengakhiri Nusatara sebagai benua menjadi kepulauan. Kemudian perkembangan budaya
selanjutnya bergeser ke India (Diyakini mereka adalah para imigran dr Nusantara
pada th 3100 SM). Namun demikian diyakini pula mereka yang selamat melanjutkan
kembali untuk membangun peradaban di tanah Nusantara, walaupun hanya dengan jumlah
yang sedikit.
Kesimpulanya, ada tiga periode masa Atlantis sampai dengan hilangnya Nusantara
sebagai benua berubah menjai pulau. Orang Hindu mengenalnya sebagai kejadian
Trimurti (trinitas).
Setelah itu, kebangkitan budaya baru yang terpisah dan tidaklah sehebat kebudayaan
sebelumnya.
Di era keruntuhan Pajajaran, penulis meyakini letusan gunung salak mendorong
kehancuran persediaan pangan kerajaan pajajaran di sekitar tahun 1600 M, ditambah
dengan maraknya pemberontakan menyebabkan hampir punahnya budaya emas karuhun
Sunda peninggalan budaya Atlantis tersebut. Namun demikian sisa peninggalan
kejayaan tersebut benar benar hilang setelah letusan Gunung krakatau pada tahun
1883, terutama didaerah pesisir antara Lampung dan Ujung P Jawa bagian barat
tersapu gelombang Tsunami.
Hal tersebut dimuat dalam berita satu satunya sumber pribumi yang memuat kesaksian
mengenai kedahsyatan letusan Gunung Krakatau.
(Penulis, akan memuat isi naskah Lampung Karam di edisi berikutnya.)
Walaupun tulisan diatas bukanlah merupakan hasil penelitian, namun penulis meyakini
bahwa bencana alam meyebabkan kehancuran Kebudayan Emas Karuhun Sunda.
Saturday, March 6, 2010
Bencana Alam Penyebab Keruntuhan Kabuyutan Sunda
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
4 comments:
artikel yang menarik hanya penulisannya terlalu rapat dan hurufnya terlalu kecil
salam,
Bolehngeblog
Tangtos, perkawis eta kedah aya penelusuran deui anu leureus-leureus kang..
nu disebat kabuyutan teh apan lam urang puseurna sumber daya alam diantawisna disimbolkeun ku GUNUNG janten kanggo urang Sunda utamina AJARAN SUNDA mah KABUYUTAN = LINGKUNGAN HIRUP; janten panginten KABUYUTAN mah teu hancur. anu hancur mah esensi na ... sanes kumargi BENCANA ALAM tapi ku ZAMAN
menta pendapat ngeunaan titinggalan aksara kuno atawa goresan/pahatan guha anu nuduhkeun peradaban beh ditu saupama bener ayana peradaban eta. ulah curat-coret teu pararuguh ngabahas kabuyutan sagala, ngerakeun. ari situs gunung padang mah tangtu geus yakin ayana, tah lamun dibarengan ku simbol aksara atawa simbol basa tangtu leuwih sampurna.
Post a Comment